Minggu, 09 Januari 2011

gunung berapi


Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukanice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkangunung api lumpur dapat kita lihat di daerah KuwuGroboganJawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik(Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.

    Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
    StatusMaknaTindakan
    AWAS
    • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
    • Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
    • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
    • Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
    • Koordinasi dilakukan secara harian
    • Piket penuh
    SIAGA
    • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
    • Peningkatan intensif kegiatan seismik
    • Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
    • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
    • Sosialisasi di wilayah terancam
    • Penyiapan sarana darurat
    • Koordinasi harian
    • Piket penuh
    WASPADA
    • Ada aktivitas apa pun bentuknya
    • Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
    • Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
    • Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
    • Penyuluhan/sosialisasi
    • Penilaian bahaya
    • Pengecekan sarana
    • Pelaksanaan piket terbatas
    NORMAL
    • Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
    • Level aktivitas dasar
    • Pengamatan rutin
    • Survei dan penyelidikan

    Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya

    Stratovolcano
    Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
    Perisai
    Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
    Cinder Cone
    Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
    Kaldera
    Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan.Gunung Bromo merupakan jenis ini.

    [sunting]Klasifikasi gunung berapi di Indonesia

    Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
    • Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
    • Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
    • Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.



kebakaran liar


Kebakaran liar, atau juga kebakaran hutankebakaran vegetasikebakaran rumput, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi dapat juga memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian. Penyebab umum termasuk petirkecerobohan manusia, danpembakaran.
Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan sebagai senjata maritim

Statistik

Jumlah permukaan yang terbakar setiap tahunnya mewakili sekitar:
  • Perancis: 21.100 hektar (211 km², 52.140 acres, 81 mile² ; 0,04% Perancis
  • Portugal:
    • 1991 : 182.000 ha (1.820 km², 449.732 acres, 703 mile²; 2% wilayah negara)
    • 2003 : 424.900 ha (4.249 km², 1,05 juta acres, 1.641 mile²; 4,6% wilayah negara; 20 meninggal)
    • 2004 : 120.530 ha (1.205,3 km², 297.836 acres, 465 mile²; 1,3% wilayah negara)
    • 2005: 286.400 ha (2.864 km², 707.668 acres, 1.106 mile²; 3.1% wilayah negara; 17 meninggal)
  • Amerika Serikat: 1,74 juta hektare (17.400 km², 4,3 juta acres, 6.718 mile²; 0,18% wilayah negara)
  • Indonesia - Sumber data: sebelum 1997 dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) dan Canadian International Development Agency (CIDA) - Collaborative Environmental Project in Indonesia (CEPI). Data 1997/1998 dari Asian Development Bank (ADB) . Data 1999-2005 berasal dari Departemen Kehutanan Indonesia.
    • 1982 dan 1983: 3,6 juta hektare ( 36.000 km², 8,9 juta acres, 13.900 mile²).
    • 1987: 49.323 hektare ( 492 km², 121.880 acres, 190 mile²).
    • 1991: 118.881 hektare (1.189 km², 293.761 acres, 459 mile²).
    • 1994: 161.798 hektare (1.618 km², 399.812 acres, 625 mile²).
    • 1997 dan 1998: 9,8 juta hektare ( 97.550 km², 24,1 juta acres, 37.664 mile²). Sumber data dari ADB.
    • 1999: 44.090 hektare (441 km², 108.989 acres, 170 mile² ).
    • 2000: 8.255 hektare ( 83 km², 20.399 acres, 32 mile²).
    • 2001: 14.351 hektare (144 km², 35.462 acres, 55 mile²).
    • 2002: 36.691 hektare (367 km², 90.665 acres, 142 mile²).
    • 2003: 3.745 hektare ( 37 km², 9.254 acres, 14 mile²).
    • 2004: 13.991 hektare (140 km², 34.573 acres, 54 mile²).
    • 2005: 13.328 hektare (133 km², 32.934 acres, 51 mile²).

[sunting]Penyebab

Penyebab Kebakaran liar, antara lain:
  • Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
  • Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
  • Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
  • Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
  • Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

[sunting]Dampak

Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
  1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
  2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
  3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
  4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
  5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
  6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
  7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
  8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
  9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.