Korban banjir Wasior 68 jiwa
Wasior terletak di Kabupaten Teluk Wondama hasil pemekaran wilayah
Sejak terjadi pada Senin (04/10) pagi lalu, jumlah korban jiwa akibat banjir di Wasior, Teluk Wondama Papua terus bertambah dan hingga Rabu (06/10) siang telah mencapai 68 orang.
Menurut Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), para korban ditemukan setelah upaya evakuasi dilakukan tim pencari termasuk dari SAR dan TNI."Korban masih bisa bertambah karena sampai saat ini, tim masih mencari 66 orang lagi yang dilaporkan hilang," kata Untung Sarosa, direktur Perbaikan Darurat BNPB.
Untung yang berada di Wasior sejak banjir terjadi mengatakan upaya pemberian bantuan dan evakuasi terhambat oleh genangan lumpur serta potongan batang kayu dan batu-batu di beberapa titik.
"Jalanan di Wasior ada sekitar 18 kilometer panjangnya, beberapa kilometer di antaranya tidak bisa dilewati kendaraan," tambah Untung.
Banjir bandang, menurut Untung, bersumber dari hujan terus-menerus sepanjang akhir pekan sehingga membawa limpahan air dari bukit-bukit di atas Kota Wasior.
Limpahan air ditambah batu, kayu dan lumpur kemudian merusak infrastruktur sehingga melumpuhkan kota kecil berpenduduk sekitar 5.000 jiwa tersebut.
Tim evakuasi tengah menunggu kedatangan alat berat, yang dijanjikan dikirim dari ibukota provinsi Papua Barat di Manokwari.
Pembersihan landasan udara
Salah satu fokus kerja tim evakuasi di Wasior hari ini, menurut Untung Sarosa, adalah pembersihan landasan udara Wasior agar bisa kembali dipakai pesawat ukuran sedang untuk mendarat.Saat ini (lanud wasior) cuma bisa dipakai helikopter untuk mendarat dan tinggal landas
Untung Sarosa
Jalur laut terdekat, lewat Manokwari, harus ditempuh dengan perjalanan selama delapan jam.
Meskipun tidak dapat didarati pesawat jenis Hercules, menurut Untung Sarosa, lanud Wasior yang panjang landasannya mencapai 800m bisa melayani pendaratan pesawat jenis Puma atau CN yang biasa mengangkut bantuan.
BNPB telah mengangkut lebih dari 500 pengungsi dari Wasior ke Manokwari maupun Jayapura.
Hambatan lain dalam upaya koordinasi bantuan adalah terputusnya aliran listrik dan saluran komunikasi.
Pemulihan aliran listrik diperkirakan membutuhkan waktu cukup lama, karena kerusakan pada sumber tegangan akibat tertimpa kayu dan batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar